Wow..ternyata
dia sudah begitu dewasa sekarang. Itu yang aku pikirkan ketika bertemu dengan
adik laki-lakiku setelah beberapa bulan tak bertemu. Lain hal dengan adikku
yang nomor dua, dia begitu percaya diri dan terampil membuat aneka kue, membuatku
iri setengah mati, terlebih keterampilan tersebut menghasilkan uang. Siapa yang
tidak suka dengan uang di dunia ini? Adikku yang bungsu juga sudah besar, kelas
1 SMA, seorang gadis yang lagi semangat-semangatnya mengikuti berbagai kegiatan
ekskul dan pengembangan diri. Aku? Masih mahasiswa tingkat akhir, benar-benar
akhir hampir DO. Menyedihkan!
Di lain
kesempatan, aku menonton drama korea sambil makan, atau kadang ngemil di
kontrakan kecilku di Pontianak. Melihat betapa Lee Min Ho bertambah ganteng di
drama terbarunya, atau mengetahui pemeran Chun Yang ternyata sudah melahirkan,
lain lagi dengan Heo Young Saeng yang langsung wamil setelah berhasil
mengumpulkan member SS501 lain di konsernya, dan idol-idol lain yang comeback,
membuatku tersadar ternyata banyak waktuku terbuang tanpa menghasilkan apapun.
Lihatlah artis-artis itu, mereka muncul dengan karya mereka Nina!
Yang
paling nyata dari semuanya, teman-temanku. Kini, tiada bulan tanpa kabar dari
teman-temanku, terutama dari undangan pernikahan mereka. Meskipun pernikahan
masih jauh dari anganku, tapi teman-temanku menyadarkan “Sudah usianya
memikirkan hal itu!” Aku speechless. Hanya bisa berteriak dalam hati
‘Hellooooo….gue masih mahasiswa!’. Membuatku depresi. Tak kalah, ne namja
chingu, cowok yang paling aku banggakan sekarang seperti penyebar terror paling
berbahaya buatku dengan kabar rencana kepulangannya. Dia akan pulang dengan
gelar sarjana dan pekerjaan yang penghasilannya bikin ngiri, yang akan dipuji
oleh keluarganya, mungkin keluargaku juga. Membuat harga diriku sedikit terluka
karena aku yang terlebih dahulu memulai, sementara dia yang terlebih dahulu
mengakhiri, status mahasiswa maksudku.
Dan kini
aku bertanya pada diriku sendiri, “Apa kabarmu, Nina?”. Di duniaku yang katanya
penuh cinta dari keluarga, sahabat, dan kekasih, aku merasa kosong. Tanpa arah.
Tujuan hidupku sepertinya mulai memudar. Tidak. Mungkin sudah hilang. Khayalan
itu masih ada. Sekedar khayalan. Mimpi? Bahkan aku takut bermimpi sekarang,
karena yang muncul hanya mimpi buruk. Membuatku bangun dengan perasaan depresi,
stress, dan kangen. Kangen dengan semua semangat yang pernah kumiliki, dulu.
Pertanyaannya sekarang, kapan aku akan keluar dari dunia kosongku? Siapa yang
akan menyelamatkanku dari dunia kosong itu? Hanya aku yang tau jawabannya,
meskipun aku terus menyangkalnya. Bodoh memang.