Selasa, 24 November 2009
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
A. Alat-Alat Pencernaan Manusia (Tractus Digestivus)
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar, 6. Rektum, 7. Anus.
1. Mulut (oris)
Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitusebelah atas oleh tulang rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh otot-otot pipi, serta sebelah bawah oleh rahang bawah.
Rongga Mulut(Cavum Oris)
Rongga mulut merupakan awal dari saluran pencernaan makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan, yaitu:
a. Gigi(dentis)
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Gigi tertanam pada rahang dan diperkuat oleh gusi. Bagian-bagian gigi adalah sebagai berikut:
• Mahkota Gigi
Bagian ini dilapisi oleh email dan di dlamnya terdapat dentin (tulang gigi). Lapisan email mengandung zat yang sangat keras, berwarna putih kekuningan, dan mengilap. Email mengandung banyak garam kalsium.
• Tulang Gigi
Tulang gigi terletak di bawah lapisan email. Tulang gigi meliputi dua bagian, yaitu leher gigi dan akar gigi. Bagian tulang gigi yang dikelilingi gusi disebut leher gigi, sedangkan tulang gigi yang tertanam dalam tulang rahang disebut akar gigi. Akar gigi melekat pada dinding tulang rahang dengan perantara semen.
• Rongga gigi
Rongga gigi berada di bagian dalam gigi. Di dalam rongga gigi terdapat pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.oleh karena itu, rongga gigi sangat peka terhadap rangsangan panas dan dingin.
menurut bentuknya, gigi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
- gigi seri (incisivus/I), berfungsi untuk memotong-motong makanan.
- Gigi taring (caninus/ C), berfungsi untuk merobek-robek makanan.
- Gigi geraham depan (Premolare/ P), berfungsi untuk menghaluskan makanan.
- Gigi geraham belakang (Molare/ M), berfungsi untuk menghaluskan makanan.
Pada manusia, ada dua generasi gigi sehingga dinamakan bersifat diphydont. Generasi gigi tersebut adalah gigi susu dan gigi permanen.gigi susu adalah gigi yang dimiliki oleh anak berusia 1 – 6 tahun. Jumlahnya 20 buah. Sedangkan gigi permanen dimiliki oleh anak di atas 6 tahun, jumlahnya 32 buah.
b. Lidah (lingua)
Lidah membentuk lantai dari rongga mulut. Bagian belakang otot-otot lidah melekat pada tulang hyoid. Lidah tersiri dari 2 jenis otot, yaiyu:
- Otot ekstrinsik yang berorigo di luar lidah, insersi di lidah.
- Otot instrinsik yang berorigo dan insersi di dalam lidah.
Kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas 3 bagian, yaitu: radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), apeks lingua (ujung lidah).
Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni dalam hal membolak-balikkan makanan dalam rongga mulut, membantu dalam menelan makanan, sebagai indera pengecap, dan membantu dalam berbicara.
Sebagai indera pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf perasa (papila). ada tiga bentuk papila, yaitu:
• Papila fungiformis, berbentuk seperti jamur, terletak di bagian sisi lidah dan ujung lidah.
• Papila filiformis, berbentuk benang-benang halus, terletak di 2/3 bagian depan lidah.
• Papila serkumvalata, berbentuk bundar, terletak menyusun seperti huruf V terbalik di bagian belakang lidah.
Lidah memiliki 10.000 saraf perasa, tapi hanya dapat mendeteksi 4 sensasi rasa: manis, asam, pahit, dan asin.
c. Kelenjar Ludah
Makanan dicerna secara mekanis dengan bantuan gigi, secara kimiawi dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar ludah. Kelenjar ludah mengandung menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim ptyalin atu amylase yang berfungsi mengubah zat tepung atau amilum menjadi zat gula atau maltosa.
Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang sebagai berikut:
• Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar ini menghasilkan saliva berbentuk cair yang disebut serosa. Kelenjar paotis merupakan kelenjar terbesar bermuara di pipi sebelah dalam berhadapan dengan geraham kedua.
• Kelenjar submandibularis / submaksilaris, terletak di bawah rahang bawah.
• Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Kelenjar submandibularis dan sublingualis menghasilkan air dan lender yang disebut Iseromucus. Kedua kelenjar tersebut bermuara di tepi lidah.
2. Faring
Faring (tekak) terletak di belakang hidung, mulut dan tenggorokan. Tekk berupa saluran dengan panjang sekitar 7 cm. faring terdiri atas 3 bagian, yaitu:
- naso faring, terletak di belakang hidung dimana terdapat tuba eustachius, kelenjar adenoid.
- Faring oralis, terletak di belakang mulut,terdapat tonil (amandel)
- Faring laryngeal, merupakan bagian terendah dari faring yang terletak di bagian laring.
3. Esofagus (Kerongkongan)
Esofagus merupakan saluran semit berbentuk pipa yang menghubungkan faring dengan lambung (gaster). Makanan yang telah dicerna dalam mulut akan masuk ke dalam kerongkongan melalui proses penelanan (deglitasi). Secara histologis, esophagus terdiri atas empat lapisan, yaitu:
a. tunika mukosa
b. tunika submukosa
c. tunika muskularis
d. tunika adventisia (tunika elastika)
Tunika mukosa menghasilkan mucus.pada tunika ubmukosa, terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kalpiler darah dan saraf. Tunika muskularis mengandung otot polos dan jaringan ikat.
Esophagus memiliki cincin tulang rawan, zat makanan dapat melewati esophagus karena adanya gerak peristaltic. Gerak peristaltic adalah gerak mermas-remas dan bergelombang yang tidak disadari sehingga makanan tedorong ke bagian lambung.
Pada batas antara esogagus dengan lambung tedpat sfinger esophagi (sphincter esophagi) yang befungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke esophagus.
4. Lambung (gaster)
Lambung merupakan kantong besar yang terletak di bawah rusuk terakhir sebela kiri. Lambung tediri atas tiga bagian, yaitu kardiak (berdekatan dengan hati) berhubungan dengan esophagus, fundus (tengah), dan pylorus (berhubungan langsung dengan usus halus).
Pada saat ada makanan mendekati lambung, otot sphincter kardia bekerja membuka lambung bagian atas sehingga makanan masuk dn segera menutup kembali agar makanan tidak kembali ke eofagus. Sementara itu, otot sphincter pilorusberperan dalam proses pengaturan makanan agar keluar dari lambung dan masuk ke usus dua belas jarib (deudenum)
Otot dinding lambung tersusun memanjang, melingkar, dan menyerong. Dengan bantuan otot seperti ini menyebabkan makanan tercampur merata membentuk bubur yang disebut chime apabila otot tersebut berkontraksi.
Dinding lambung secara anatomis terdiri atas 5 lapisan, yakni tunika mukosa, tunika muskularis mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika adventisia. Pada lapisan itu terdpat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung:
a. Asam klorida (HCl). Befungsi sebagai desinfektan, yaitu untuk membunuh kuman-kuman yang masuk bersama makanan atau menjadikan kuman tidak berbahaya. Selain itu, asam klorida juga befungsi untuk mengasamkan makanan dan membantu pembenukan pepsin.
b. Rennin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein susu) dari air susu. Kasein akan diubah oleh pepsin menjadi peptone.renin hanya dihasilkan oleh lambung mamalia.
c. Pepsinogendalam lingkungan asam klorida, pepsinogen akan diubah menjadi enzim yang aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi mencerna protein menjadi zat yang molekulnya lebih kecil dan mudah larut yang disebut peptone.
d. Lipase, berfungsi untuk mencerna lemak. Di lambung, lipase terdpat dalam jumlah yang kecil.
Setelah makanan dicerna di dalam lambung, sedikit demi sedikit makanan masuk ked lam deudenum. Otot yang bekerja di sini adalah otot pylorus. Caranya otot pylorus yang mengarah ke lambung akan mengendur jika tersentuh cyme yang besifat asam. Sebaliknya otot pylorus yang mengarah ke usus halus akan mengerut jika tersentuh cyme. Jadi cyme yang bersifat asam tiba di pylorus depan, maka pylorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Dan makanan yang mengenai pylorus belakang maka pylorus menutup. Sehingga makanan masuk ke usus halus sedikit demi sedikit dan dapat dicerna dan diserap secara efektif.
Fungsi lambung sebagai fungi motoris adalah:
• Fungsi reservoir, menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
• Fungsi mencampur.
• Funsi pengosongan lambung yang diatur oleh pembukaan sphinter pylorus yang diatur oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmosis, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung diatur oleh factor saraf dan hormonal.
Funsi lambung sebagai fungsi sekresi dan pencernaan:
• Mencerna protein oleh pepsin dan HCl, amilum oleh amilae, dan lemak leh lipase.
• Sintesis dan pengeluaran gastrin
• Sekresi factor intrinsic memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.
• Sekresi mucus, sebagai pelingdung lambung dan pelumasan makanan agar mudah ditranspor.
5. Usus halus (Intestinum tenue)
Usus halus terletak di antara lambung dan usus besar. Usus ini merupakan saluran panjang dengan dinding-dinding berotot. Dinding usus halus terdiri atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, dan tunika serosa. Tunica muscularis merupakan bagia yang menyebabkan geraka usus halus.
Usus halus dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu:
a. Deudenum (usus dua belas jari). Deudenum panjangnya sekiar 25 – 30 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri. Pada lengkungan ini terdapat pancreas yang menghasilkan amylase yang berfungsi mencerna hidrat arang menjadi disakarida. Di sini terjadi pencernaan secara kimiawi. Deudenum merupakan muara saluran yang berasal dari hepar, yakni duktus keleodokus dan yang berasal dari pancreas, yakni pankreatikus.
b. Jejunum (usus kosong). Panjangnya sekitar 7 meter. Di dalam jejunum, makanan masih mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim yang dihailka oleh dning usus, sehingga menjadi bubur yang sangat lembut dn encer. Merupakan tempat berlangsungnya pencernaan makanan terakhir sebelum sari makanan diserap di ileum.
c. Ileum (usus belit/ usus penyerapan). Ileum merupakan tempat terjaina penyerapan sari-sari makanan dengan panjang sekitar 1 meter. Di sinilah sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap oleh jonjot-jonjot usus (vili).
Dinding jonjot usus halus tertutup oleh sel tiang.kira-kira terdpat 500 sel tiang pada setiap jonjot. Setiap sel memuat sekitar 1.000 mikrovili. Villi tersebut juga memperluas permukaan dinding usus sehinga absorpsi sari makanan menajdi leih efektif. Enzim pada mikrovili akan menghancurkan makanan menjadi parikel yang cukup kecil untuk diserap.
Di dalam setiap jonjot terdapat pembuluh darah halus dan saluran limfa (pembuluh kil) yang menyerap zat makanan dari permukaan jonjot. Vena mengambil glukosa, asam amino dan mineral, sementara asam lemak dan gliserol masuk ke pembuluh kil.
Dinding usus halus menghasilkan getah usus yang mengandung beberapa enzim, anatar lain enterokinase, erepsin, lactase, intertase, dan maltase. Enterokinase berfungsi untuk mengubah enzim tripsinogen yang dihasilkan pancreas menjadi tripsin. Erepsin berfungsi untuk menyempurnakan pencernaan protein dengan mengubah pelipeptida menjadi berbagai asam amino. Lactase, intertase, dan maltase yang tergolong dlam disakarase berfungsi menyempurnakan pencernaan pati (ailum) dengan cara mengubah guladisakarida menjadi gula monosakarida.
6. Usus Besar (colon)
Usus besar bersambung dengan usus halus di rongga perut bagian anan bawah. Makanan yang sampai ke usus besar pada umumnya berupa bahan sisa yang terdiri atas sejumlah bear airdan bahan makanan yang tidk dapat dicerna dengan baik seperti selilosa. Fungsi utama dari usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan sebelum dibuang. Jika sisa makanan terlalu lama berada did lam usus besar, penyerapan air semakin banyak sehingga sisa makanan (feses) menjai padat dan keras.
Usus besar dibedakan menjadi tida bagian, yaitu
a. Coecum. Merupakan pembatas antara ileum dengan kolon.
b. Kolon. Pada kolon terjadi gerakan mencampur isi kolon dengangerakan mendorong. Di dalam kolon terdapat banyak bakteri. Slah sat bakteri yang berguna adalah Escherichia coli. Kegunaan bakteri itu adalah:
- Membusukkan sisa makanan sehingga mudah untuk dikeluarkan.
- Membentuk vitamnin K dan vitamin B kompleks.
c. rectum. Merupakan tempat penampungan sementara feses sebelum dibuang melalui anus.
7. Anus
Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan. Dari lubang ini, sisasisa makananyang tidak dicerna dikeluarkan dari dalam tubuh. Pada anus terdapat dua macam otot,aitu:
a. Otot sphincterani internus (otot yang tidak dipengaruhu kehendak)
b. Otot sphincterani eksternus (otot yang dipengaruhi kehendak)
Proses pengeluaran feses di seut defekasi. Setelahretum terenggang karena terisi penuh, timbul keinginan untuk defekasi. Dengan kontraksi otot sphincterani eksternus, defekasi dapat ditahan tetapi dlam waktu yang tidak terlalu lama.
B. Kelenjar Pencernaan (Glandula Digestivus)
Pencernaan makanan berlangsung dalam alat pencernaan. Berlangsungnya proses ini juga dibantu oleh kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan itu adalah;
1. Hepar (hati)
Hati merupakan kelenjar terbesar dan terpenting dalam tubuh. Hati terdiri atas tiga lobus. Setiap lobus memiliki saluran untuk mengangkut cairan empedu,yakni duktus hepatikus. Sari-sari makanan yang diserap oleh usus halus akan melewati hati terlebi dahulu. Pada hati, terdpat kantung empedu (vesica felea) yang salurannya dinamakan duktus sistikus. Duktus hepatikus dan duktus isitikus bermuara pada saluran besar yang dinamakan duktus koleodosus. Empedu mengandung garam kholat,kolesterol, dan NaHCO3 (natrium bikarbonat).
Garam kholat mempunyai fungsi:
• Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dpat diemulsikan pada pencernaan selanjutnya.
• Mengaktifkan lipase pancreas.
• Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut dalam air sehingga mudah diserap
Natrium bikarbinat berfungsi mengatur keasaman empedu. Dengan adanya garam tersebut, keasaman (pH) empedu menjadi 7,1 – 8,5. selain menghasilkan cairan empedu, hati juga berfungsi mengubahkelebihan glukosa menjadi glikogen untuk disimpan serta mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh.
Secara umum, hati mempunai fungsi:
a. memproduki protein plasma (albumin, fibrinogen, protrombin,heparin)
b. fagoitosis mikroorganisme,eritrosit dan leukosit yang sudah tua.
c. Pusat metabolisme protein, lemak dan karbohidrat.
d. Pusat detoksifikasi zat yang beracun di dalam tubuh.
e. Memproduksi cairan empedu
f. Merupakan gudang penyimpanan barbagai zat seperti mineral (Cu, Fe), vitamin A, D, E, K, B12, glijogen dan berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh.
g. Memegang peranan penting pada metabolisme tiga bahan makanan yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.
2. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang besifat endokrin dan eksokrin. Bersifat endokrin karena dari pulau Langerhans dihasilkan hormone inulin dan hormone glukagn yang dimasukkan ke darah. Bersifat ekokrin karena menghasilkan enzim pencernaan. Keluarnya enzim dari pancreas karena dipengaruhi oleh enzim pankreozimin.
Pancreas menghailkan enzim-enzim pencernaan sebagai berikut:
a. Tripsinogen, diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Senyawa protein diubah oleh tripsin menjadi dipeptida.
b. Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi membantu tripsin.
c. Peptidase, berperan mengubah senyawa peptide menjadi asam amino .
d. Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
e. Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
f. Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
g. NaHCO3atau KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3-, berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung.
C. Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah:
1. Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
2. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
3. Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
4. Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
5. Kolik. Gangguan lain salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri.
6. Gastritis yaitu peradangan pada lambung.
7. Apendisitis. Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu (apendiks). Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti. Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan : - masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal - terbentuknya abses - pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan - masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.
8. Hemoroid, yakni pembengkakan pembuluh vena sekitar anus.
9. Malnutrisi (kurang gizi). Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan sel-sel pancreas atropi kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan umumnya menyerang anak-anak.
Rabu, 18 November 2009
Sistem Pencernaan Pada Hewan
a. Amoeba
Cara makan Amoeba adalah dengan menjulurkan pseudopodianya mengelilingi partikel makanan atau vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil. Di dalam vakuola makanan,partikel makanan dicerna. Selama mencerna makanan, vakuola beredar berkeliling mengikuti aliran sitoplasma. Sari makanan hasil pencernaan berdivusi keluar vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma. Sisa makanan dikeluarkan melalui membran permukaan tubuh.
b. Porifera
Organel pencerna: vakuola makanan.
Cara makan:
Gerakan flagela pada sel leher mnyebabkan aliran air dari ostium masuk ke spongosol lalu ke oskulum. Air yang mengalir ini membawa oksigen dan makan yang berupa plankton. Makanan ditangkap oleh sel-sel leher kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak berguna dikeluarkan oleh sel leher ke dalam air di dalam spongosol dan seterusnya dikeluarkan melalui oskulum bersama aliran air dalam tubuhnya.
c. Coelenterata (Contohnya: Hydra)
Organ pencerna; mulut,rongga gastrovaskular.
Cara makan:
Makan ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke dalam rongga gastrovaskular. Dinding gastrovaskular mengeluarkan enzim untuk mencerna makanan. Sari-sari makanan diserap oleh sel-sel usus dan sisanya dikeluarkan melalui mulut. Makanannya antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta.Platyhelminthes
Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna,yaitu berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai anus.
1. Tubellaria (Cth: Planaria sp)
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,faring, dan usus, tidak mempunyai anus. Mulut terdapat di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan usus (rongga gastrovaskuler). Usus bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
2. Trematoda (cacing isap)
Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan pendek, dan usus yang bercabang dua.
3. Cestoda(cacing pita)
Cacing ini tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan,karena makanan diserap langsung berupa sari makanan oleh permukaan tubuh.
d. Nemathelminthes
Sistem pencernaannya sudah lengkap dan memiliki cairan pseudoselom yang membantu sirkulasi makanan ke seluruh tubuh. Saluran pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari kerongkongan (esofagus) dilanjutkan ke usus (intestinum) dan berakhir di anus. Contoh: Ascaris lumbricoides(cacing gelang), Ancylostoma duodenale(cacing tambang),dan Trichinella spiralis(cacing otot).
e. Annelida
Sistem pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esofagus,tembolok, empela, intestinum, dan anus.
f. Moluska
1. Kelas Amphineura (contoh: Chiton sp)
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi – faring – perut – usus halus(intestinum) – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
2. Kelas Gastropoda( contoh: Achatina fulica(bekicot))
Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, anus. Saluran pencernaan berbentuk U. Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula serta dibasahi dengan lendir dari kelenjar ludah. Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.
3. Kelas Chepalopoda (contoh: Nautilus sp, dan cumi-cumi)
Organ pencernaan dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi tentakel, dan berturut-turut menuju faring, esofagus,lambung, usus halus, dan berakhir di anus. Di faring terdapat radula dan hati.
4. Kelas Pelecypoda (contoh: kerang air tawar Pecten sp)
Makanan masuk bersama air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus pendek menghubungkan mulut dengan lambung, makanan kemudian diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus.
g. Arthopoda
Alat pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
Crustacea (contoh: udang) memiliki sepasang mandibula, maksila dan dua pasang maksila pipet. Pada insekta mulut terdiri dari sepasang mandibula dan sepasang maksila labium. Sedangkan pada Arachnida (contoh: laba-laba), mulutnya terdiri dari sepasang kalisera dan pedipalpus. Pada Myriapoda (contoh: lipan) mulutnya memiliki sepasang mandibula dan dua pasang maksila pada subkelas Chilopoda, sedangkan subkelas Diplopoda hanya memiliki sepasang mandibula dan maksila.
h. Echinodermata
Sistem pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi ada beberapa spesies yang tidak mempunyai anus.
1. Kelas Asteroidea (bintang laut)
Saluran pencernaan dimulai dari mulut yang berhubungan dengan kerongkongan yang sangat pendek dan selanjutnya bersambung dengan kantung yang berperan sebagai lambung. Lambung terdiri dari dua bagian, bagian muka (kardiak) berukuran lebih besar daripada bagian belakang (pilorus), dalam proses pencernaan,lambung mengeluarkan sekresi mukosa. Dari pilorus muncul saluran ke masing-masing lengan. Lengan bercabang-cabang menjadi dua yang disebut caeca hepatis (warnanya hijau) atau disebut juga sakus pilorus; di sini dilakukan sekresi enzim untuk mencerna tubuh lunak moluska mangsanya. Di atas lambung terdapat usus, berupa saluran pendek yang terbuka pada daerah anus.
Bahan makanan dicerna dengan bantuan mukosa dan enzim, sedangkan bahan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Cairan dala selom mengandung zat makanan yang diedarkan oleh silia ke seluruh tubuh.
2. Kelas Ophiuroidea (bintang ular)
Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantung. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut tedapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Bahan makanan yang tidak tercerna dibuang keluar melalui mulut.
3. Kelas Echinoidea (landak laut, bulu babi)
Sistem pencernaan berupa saluran panjang dan melingkar dalam cangkang. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, terletak di daerah oral kemudian kerongkongan yang memiliki saluran sifon dan bersilia. Mulut berukuran besar dikelilingi oleh 5 rangka samping yang ada dalam cangkang. Saluran sifon menghubungkan kerongkongan dengan usus. Saluran pencernaan berikutnya adalah lambung yang diperluas oleh kantung-kantung dan berakhir di rektum. Anus terletak di daerah permukaan aboral, yaitu di pusat tubuh di antara lempeng kapur yangn mengandung 2,4 sampai 5 lubang genital. Beberapa Echinoidea memiliki mulut dan anus di bagian pinggir tubuhnya, tetapi ada pula yang mulutnya terletak di tengah.
4. Kelas Holothuroidea (teripang/ timun laut)
Saluran pencernaannya bulat panjang dengan posisi merentang di atas rongga tubuh dalam selom. Kerongkongan pendek merupakan sambungan dari mulut ke lambung. Dari lambung saluran pencernaan berikutnya adalah usus yang panjang dan berhubungan dengan kloaka. Saluran pencernaan berakhir dengan sebuah anus di daerah posterior.
i. Chordata
1. Pisces
Pencernaan makanan sempurna: Makanan dari mulut – faring – esofagus – usus – anus. Mempunyai hati,tetapi lambung hanya merupakan perbesaran dari usus. Pada usus tedapat katup-katup spiralis. Terdapat lidah, gigi dan rahang (kecuali pada Agnata (ikan tidak berahang)).
2. Amphibia
Pencernaan lengkap, berahang juga berkloaka. Mulut berlidah, bergigi serta gigi vomerin pada langit-langit.
3. Reptilia
Dari mulut – faring – esofagus – lambung – usus halus – usus besar – anus (kloaka). Memiliki hati dan pankreas, gigi dan lidah.
4. Aves (burung)
Sistem pencernaan makanan lengkap, dari mulut – esofagus – krop atau tembolok – lambung kelenjar (proventrikulus) – lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal – usus halus (intestinum tenue) – usus besar (intestinum crassum) terdapat sepasang usus buntu di antara usus halus dan usus besar – kloaka (di bawah ekor). Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pankreas dan hati yang menghasilkan empedu.
5. Mamalia
Pencernaan pada mamalia pada umumnya mirip dengan pencernaan manusia. Proses pencernaan dimulai dari rongga mulut (cavum oris) dan berakhir di anus. Pada bagian mulut, terdapat gigi yang bentuknya bermacam-macam sesuai dengan makanannya.hewan pemakan tumbuhan(herbivora) mempunyai dua macam gigi, yaitu gigi seri dan geraham. Hewan pemakan daging (karnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan gigi taring. Hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan taring, meskipun tidak setajam karnivora.
Pada hewan memamah biak,proses pencernaannya memiliki kekhususan. Lambungnya terdiri atas empat bagian : perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab-kitab (omasum) dan perut masam ( abomasum).
Perut besar merupakan tempat sementara untuk mencerna makanan setelah dicerna di mulut. Dai perut besar, makanan masuk ke perut jala. Di perut jala makanan mengalami pelunakan sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan kecil. Ketika hewan itu istirahat, gumpalan makanan itu dikembalikan ke mulut untuk dikunyah lagi oleh geraham. Setelah itu, makanan ditelan lahi masuk ke perut kitab-kitab yang mempunyai kelenjar. Di sana terjadi penyerapan air dan pengunyahan. Dari perut kitab-kitab makanan diteruskan ke perut masam. Di sini makanan dicerna lagi secara kimiawi oleh enzim-enzim untuk selanjutnya masuk ke intestinum kemudian ke usus besar. Sisa makanan menuju rektum dan dikeluarkan lewat anus.
Cara makan Amoeba adalah dengan menjulurkan pseudopodianya mengelilingi partikel makanan atau vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil. Di dalam vakuola makanan,partikel makanan dicerna. Selama mencerna makanan, vakuola beredar berkeliling mengikuti aliran sitoplasma. Sari makanan hasil pencernaan berdivusi keluar vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma. Sisa makanan dikeluarkan melalui membran permukaan tubuh.
b. Porifera
Organel pencerna: vakuola makanan.
Cara makan:
Gerakan flagela pada sel leher mnyebabkan aliran air dari ostium masuk ke spongosol lalu ke oskulum. Air yang mengalir ini membawa oksigen dan makan yang berupa plankton. Makanan ditangkap oleh sel-sel leher kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak berguna dikeluarkan oleh sel leher ke dalam air di dalam spongosol dan seterusnya dikeluarkan melalui oskulum bersama aliran air dalam tubuhnya.
c. Coelenterata (Contohnya: Hydra)
Organ pencerna; mulut,rongga gastrovaskular.
Cara makan:
Makan ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke dalam rongga gastrovaskular. Dinding gastrovaskular mengeluarkan enzim untuk mencerna makanan. Sari-sari makanan diserap oleh sel-sel usus dan sisanya dikeluarkan melalui mulut. Makanannya antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta.Platyhelminthes
Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna,yaitu berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai anus.
1. Tubellaria (Cth: Planaria sp)
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,faring, dan usus, tidak mempunyai anus. Mulut terdapat di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan usus (rongga gastrovaskuler). Usus bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
2. Trematoda (cacing isap)
Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan pendek, dan usus yang bercabang dua.
3. Cestoda(cacing pita)
Cacing ini tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan,karena makanan diserap langsung berupa sari makanan oleh permukaan tubuh.
d. Nemathelminthes
Sistem pencernaannya sudah lengkap dan memiliki cairan pseudoselom yang membantu sirkulasi makanan ke seluruh tubuh. Saluran pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari kerongkongan (esofagus) dilanjutkan ke usus (intestinum) dan berakhir di anus. Contoh: Ascaris lumbricoides(cacing gelang), Ancylostoma duodenale(cacing tambang),dan Trichinella spiralis(cacing otot).
e. Annelida
Sistem pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esofagus,tembolok, empela, intestinum, dan anus.
f. Moluska
1. Kelas Amphineura (contoh: Chiton sp)
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi – faring – perut – usus halus(intestinum) – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
2. Kelas Gastropoda( contoh: Achatina fulica(bekicot))
Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, anus. Saluran pencernaan berbentuk U. Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula serta dibasahi dengan lendir dari kelenjar ludah. Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.
3. Kelas Chepalopoda (contoh: Nautilus sp, dan cumi-cumi)
Organ pencernaan dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi tentakel, dan berturut-turut menuju faring, esofagus,lambung, usus halus, dan berakhir di anus. Di faring terdapat radula dan hati.
4. Kelas Pelecypoda (contoh: kerang air tawar Pecten sp)
Makanan masuk bersama air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus pendek menghubungkan mulut dengan lambung, makanan kemudian diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus.
g. Arthopoda
Alat pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
Crustacea (contoh: udang) memiliki sepasang mandibula, maksila dan dua pasang maksila pipet. Pada insekta mulut terdiri dari sepasang mandibula dan sepasang maksila labium. Sedangkan pada Arachnida (contoh: laba-laba), mulutnya terdiri dari sepasang kalisera dan pedipalpus. Pada Myriapoda (contoh: lipan) mulutnya memiliki sepasang mandibula dan dua pasang maksila pada subkelas Chilopoda, sedangkan subkelas Diplopoda hanya memiliki sepasang mandibula dan maksila.
h. Echinodermata
Sistem pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi ada beberapa spesies yang tidak mempunyai anus.
1. Kelas Asteroidea (bintang laut)
Saluran pencernaan dimulai dari mulut yang berhubungan dengan kerongkongan yang sangat pendek dan selanjutnya bersambung dengan kantung yang berperan sebagai lambung. Lambung terdiri dari dua bagian, bagian muka (kardiak) berukuran lebih besar daripada bagian belakang (pilorus), dalam proses pencernaan,lambung mengeluarkan sekresi mukosa. Dari pilorus muncul saluran ke masing-masing lengan. Lengan bercabang-cabang menjadi dua yang disebut caeca hepatis (warnanya hijau) atau disebut juga sakus pilorus; di sini dilakukan sekresi enzim untuk mencerna tubuh lunak moluska mangsanya. Di atas lambung terdapat usus, berupa saluran pendek yang terbuka pada daerah anus.
Bahan makanan dicerna dengan bantuan mukosa dan enzim, sedangkan bahan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Cairan dala selom mengandung zat makanan yang diedarkan oleh silia ke seluruh tubuh.
2. Kelas Ophiuroidea (bintang ular)
Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantung. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut tedapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Bahan makanan yang tidak tercerna dibuang keluar melalui mulut.
3. Kelas Echinoidea (landak laut, bulu babi)
Sistem pencernaan berupa saluran panjang dan melingkar dalam cangkang. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, terletak di daerah oral kemudian kerongkongan yang memiliki saluran sifon dan bersilia. Mulut berukuran besar dikelilingi oleh 5 rangka samping yang ada dalam cangkang. Saluran sifon menghubungkan kerongkongan dengan usus. Saluran pencernaan berikutnya adalah lambung yang diperluas oleh kantung-kantung dan berakhir di rektum. Anus terletak di daerah permukaan aboral, yaitu di pusat tubuh di antara lempeng kapur yangn mengandung 2,4 sampai 5 lubang genital. Beberapa Echinoidea memiliki mulut dan anus di bagian pinggir tubuhnya, tetapi ada pula yang mulutnya terletak di tengah.
4. Kelas Holothuroidea (teripang/ timun laut)
Saluran pencernaannya bulat panjang dengan posisi merentang di atas rongga tubuh dalam selom. Kerongkongan pendek merupakan sambungan dari mulut ke lambung. Dari lambung saluran pencernaan berikutnya adalah usus yang panjang dan berhubungan dengan kloaka. Saluran pencernaan berakhir dengan sebuah anus di daerah posterior.
i. Chordata
1. Pisces
Pencernaan makanan sempurna: Makanan dari mulut – faring – esofagus – usus – anus. Mempunyai hati,tetapi lambung hanya merupakan perbesaran dari usus. Pada usus tedapat katup-katup spiralis. Terdapat lidah, gigi dan rahang (kecuali pada Agnata (ikan tidak berahang)).
2. Amphibia
Pencernaan lengkap, berahang juga berkloaka. Mulut berlidah, bergigi serta gigi vomerin pada langit-langit.
3. Reptilia
Dari mulut – faring – esofagus – lambung – usus halus – usus besar – anus (kloaka). Memiliki hati dan pankreas, gigi dan lidah.
4. Aves (burung)
Sistem pencernaan makanan lengkap, dari mulut – esofagus – krop atau tembolok – lambung kelenjar (proventrikulus) – lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal – usus halus (intestinum tenue) – usus besar (intestinum crassum) terdapat sepasang usus buntu di antara usus halus dan usus besar – kloaka (di bawah ekor). Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pankreas dan hati yang menghasilkan empedu.
5. Mamalia
Pencernaan pada mamalia pada umumnya mirip dengan pencernaan manusia. Proses pencernaan dimulai dari rongga mulut (cavum oris) dan berakhir di anus. Pada bagian mulut, terdapat gigi yang bentuknya bermacam-macam sesuai dengan makanannya.hewan pemakan tumbuhan(herbivora) mempunyai dua macam gigi, yaitu gigi seri dan geraham. Hewan pemakan daging (karnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan gigi taring. Hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan taring, meskipun tidak setajam karnivora.
Pada hewan memamah biak,proses pencernaannya memiliki kekhususan. Lambungnya terdiri atas empat bagian : perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab-kitab (omasum) dan perut masam ( abomasum).
Perut besar merupakan tempat sementara untuk mencerna makanan setelah dicerna di mulut. Dai perut besar, makanan masuk ke perut jala. Di perut jala makanan mengalami pelunakan sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan kecil. Ketika hewan itu istirahat, gumpalan makanan itu dikembalikan ke mulut untuk dikunyah lagi oleh geraham. Setelah itu, makanan ditelan lahi masuk ke perut kitab-kitab yang mempunyai kelenjar. Di sana terjadi penyerapan air dan pengunyahan. Dari perut kitab-kitab makanan diteruskan ke perut masam. Di sini makanan dicerna lagi secara kimiawi oleh enzim-enzim untuk selanjutnya masuk ke intestinum kemudian ke usus besar. Sisa makanan menuju rektum dan dikeluarkan lewat anus.
Langganan:
Postingan (Atom)